Mataram, Pejuangmuda.com – TGB Center menggelar acara halalbihalal dengan mengundang puluhan tokoh lintas agama, TNI/Polri, akademisi, pimpinan media dan pihak terkait lainnya. Kegiatan berlangsung di Hotel Golden Palace, Mataram, Senin (30/5) kemarin.
Agenda “Halalbihalal Keluarga Besar TGB Center” itu menghadirkan sejumlah pembicara seperti pengamat komunikasi dan politik Dr. H Kadri, Ketua PWNU NTB, Prof.Dr.H Masnun, Prof Hj. Atun Wardatun dan Ketua PW Muhammadiyah NTB yang diwakili oleh Dr. KH Subhan Abdullah Acim.
TGH. M Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) selaku pembina TGB Center dalam kesempatan tersebut memaparkan sejumlah hal. Mulai dari peran lembaga TGB Center sejak didirikannya di tahun 2007 hingga masalah kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.
Terkait dengan TGB Center, TGB menuturkan bahwa lembaga ini memang awalnya erat kaitannya dengan Pilkada 2008. Saat itu ia banyak diminta maju menjadi calon kepala daerah oleh sejumlah tokoh lintas organisasi, lintas kelompok, termasuk tokoh muda.
Namun demikian, TGB Center sesungguhnya memiliki misi yang lebih besar yaitu sebagai wadah masyarakat untuk berdiskusi dan bertukar gagasan untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat NTB.
‘’Andai saja TGB Center didirikan murni hanya untuk tujuan politik atau untuk tujuan pragmatis misalnya. Maka hari ini tentu kita tidak bisa bicara TGB Center untuk berkhidmat ke hal yang lebih luas. Namun kita sadari dari awal, di ruang kecilnya kita bicara tentang kepemimpinan NTB, namun di ruang besarnya adalah bagiamana kita memajukan kehidupan bersama kita di NTB sebagai anak bangsa,’’ kata Ketua Umum PB NWDI ini.
Kegiatan halalbihalal katanya adalah tradisi yang mulai dilakukan oleh para pendahulu bangsa Indonesia usai lebaran untuk mencairkan suasana politik yang penuh perbedaan. Saat muncul persoalan atau ketegangan di ranah sosial politik, maka mereka kembali kepada kearifan, di mana salah satu sumber kearifan tersebut adalah agama.
‘’Bukan untuk mempertajam polarisasi, namun dia cari apa yang bisa menghilangkan ketegangan itu untuk mencapai relaksasi sosial. Friksi-friksi yang terjadi menjadi hilang,’’ ujarnya.
Tradisi baik dari halalbihalal itu diharapkan bisa menjadi spirit para tokoh agama, tokoh budaya dan masyarakat saat ini. Bagaimana agar situasi sekarang agar tidak kembali terpolarisasi seperti fenomena yang terjadi sebelum tahun 2019. Aktivitas kehidupan bermasyarakat haruslah terjalin dengan harmonis dengan berpegang pada kearifan.
TGB juga mendorong semua pihak untuk tetap merawat dan menjaga tolerasi dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih konsep toleransi itu kata TGB adalah perintah agama. Sehingga toleransi itu bukanlah semata-mata kebutuhan dalam kehidupan berbangsa untuk menciptakan kedamaian, namun sikap ini merupakan ajaran yang otentik dalam Islam.
‘’Bagi saya kita bertoleransi itu adalah melaksanakan perintah Allah, melaksanakan tuntunan Nabi. Jadi toleransi itu otentik dan genuine dalam Islam. Menerima keragaman dalam Islam itu sesuatu yang otentik, bukan siasah atau strategi,’’ terang mantan Gubernur NTB dua priode tersebut.
Karena itulah di TGB Center ini diharapkan menjadi ruang yang nyaman bagi semua pihak untuk berdikusi dan melahirkan hal-hal yang baik bagi NTB dan bagi masyarakat secara luas.
‘’TGB Center ini saya berharap mudah-mudahan bisa menjadi tempat untuk bisa duduk bersama, tempat ngobrol tentang hal-hal yang baik untuk NTB kita, untuk Indonesia kita, untuk mempromosikan nilai-nilai yang baik dan bisa memberikan kemanfaatan yang nyata bagi masyarakat,’’ tutupnya.