MENU
NTB  

Seorang Suami di Dompu Bunuh Istri, Disebabkan Perbedaan Pendapat Rencana Panen Tembakau

NTB, Pejuangmuda.com – Seorang suami melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada istrinya.

Suami yang melakukan KDRT tersebut bernama Edy Supryadin (37).

Pelaku membunuh istrinya Rahmawati (31) di rumahnya yang berlokasi di Desa Adu, Kecamatan Hu’u, Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut keterangan dari Polres Dompu, pelaku membunuh istrinya menggunakan senjata tajam jenis pisau belati.

Pelaku membunuh istrinya dengan membacok dan menggorok leher korban.

“Kami mendapat pengakuan dari pelaku yang datang mengamankan diri di Polsek Hu’u setelah melakukan kekerasan terhadap istrinya,” kata Kepala Polsek Hu’u, Ipda Samsul Rizal seperti yang Pejuangmuda.com kutip dari ANTARA.

Samsul mengungkapkan jika pertengkaran tersebut bermula ketika pelaku yang baru saja pulang dari kebun tembakau miliknya sekitar pukul 19.30 WITA.

Sesampai di rumah, korban langsung memarahi pelaku yang membuat pelaku sakit hati.

Akibat sakit hati tersebut, pelaku menghunuskan pisau belati yang dibawa dari kebun tembakau.

Menggunakan pisau belati tersebut, pelaku langsung membacok dan menggorok leher istrinya hingga terkapar di lantai dan berlumuran darah.

“Setelah melakukan perbuatan tersebut, terduga pelaku kabur menuju Polsek Hu’u untuk menyerahkan diri menggunakan sepeda motor milik tetangganya sambil membawa barang bukti pisau belati yang digunakan melakukan perbuatan KDRT,” tambah Samsul.

Warga yang mengetahui KDRT tersebut membantu mengevakuasi korban.

Akhirnya korban dibawa ke RSUD Dompu menggunakan mobil ambulans PKM Rasabou.

Korban dibawa sekitar pukul 21.10 WITA ke rumah sakit namun sekitar pukul 22.30 WITA korban dinyatakan meninggal dunia.

KDRT tersebut diduga disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat rencana waktu panen antara korban dan pelaku.

Sampai saat ini, Polsek Hu’u masih menyelidiki penyebab KDRT.

Saat ini, pelaku sudah dibawa ke Polres Dompu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.

Samsul menambahkan jika pihaknya terus melakukan penggalangan dengan keluarga korban, terduga pelaku, para tokoh, pemerintah desa Adu.

Selain itu, pihaknya melakukan deteksi dini untuk menciptakan situasi yang aman dan tertib.***

 

Pewarta: Bq Ria April Riana
Editor: Lalu Abdurahim
Sumber: ANTARA