NTB, Pejuangmuda.com – Dinas Perindustrian (Disperin) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendorong pengembangan industri olahan makanan tradisional yang inovatif.
Pengembangan industri olahan makanan tradisional tersebut diharapkan dapat membuka peluang bagi pelaku usaha mikro kkecil dan menengah (UMKM) untuk berkembang.
“Dengan dukungan dari pemerintah dan pihak swasta, UMKM di NTB, diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk dan daya saing mereka di pasar,” kata Kepala Dispren NTB, Hj Nuryani seperti yang Pejuangmuda.com kutip dari ANTARA.
Nuryani berharap dengan pengembangan olahan makanan tradisional dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Masyarakat.
Selain itu, dengan meningkatnya produksi dan penjualan produk makanan olahan diharapkan lapangan pekerjaan baru dapat tercipta dan pendapatan masyarakat mengalami peningkatan.
“Makanya, salah satu upaya yang kami lakukan dengan cara mengadakan cooking experience demo baking bersama chef Remy Sendayu dan chef Ucin dari Bola Deli di Selong, Lombok Timur,” terangnya.
Nuryani menambahkan jika kerjasama yang dilakukan bersama para koki ternama tersebut bertujuan untuk menjaga kearifan lokal dan memperkenalkan teknik pengolahan modern supaya usaha kuliner setempat lebih maju.
Selain itu, Disperin juga melakukan kerja sama dengan pelaku usaha dan pihak swasta dalam memanfaatkan bahan-bahan lokal dalam pembuatan makanan tersebut.
“Pemanfaatan bahan lokal itu tak hanya memperkuat identitas kuliner daerah, tetapi juga membuka peluang besar bagi usaha kecil menengah untuk berkembang,” kata Nuryani.
Adapun saat ini bahan-bahan lokal yang dimanfaatkan seperi cokelat dari Kabupaten Lombok Utara dan kelor dari Kabupaten Lombok Timur.
Pengembangan makanan yang menggunakan bahan dasar cokelat dan kelor diharapkan bisa menjadi salah satu pendorong utama dalam meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat secara luas.
Sementara itu, pada kegiatan demo produksi olahan makanan tradisional pada tanggal 19 September 2024 diikuti sekitar 100 peserta dari kabupaten Lombok Timur.
Terdapat setidaknya empat makanan yang menjadi fokus utama pada kegiatan tersebut, yaitu moci, brownis, talam ketan kelor, dan onde-onde ubi ungu.***
Sumber: ANTARA