MENU

Menurunnya Keterwakilan Perempuan dalam Pemerintahan Dapat Menghambat Upaya Atasi Isu Perempuan dan Anak

Nasional, Pejuangmuda.com – Pakar Hukum dari Universitas Indonesia, Titi Anggraini berbicara mengenai peran perempuan di level legislator maupun jajaran pemerintahan.

Menurut Titi, menurunnya peran perempuan di jajaran pemerintahan berdampak semakin sulitnya upaya mengatasi isu-isu perempuan dan anak.

“Penurunan atau penyempitan ruang keterwakilan perempuan bisa berdampak buruk, makin sulitnya kita mengatasi isu-isu diskriminasi dan marginalisasi terhadap perempuan,” kata Titi seperti yang Pejuangmuda.com kutip dari ANTARA.

Lebih lanjut, Titi memprediksi jika pada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka keterwakilan perempuan masih jauh dari afirmasi 30 persen keterwakilan perempuan.

“Artinya kemunduran, jelas,” kata Titi.

Selain itu, peran perempuan dalam bidang politik bisa menjadi bukti jika perempuan setara dengan laki-laki.

Perempuan mempunyai hak untuk mengambil peran di dalam tata kelola pemerintah dan negara.

Hadirnya perempuan juga bisa mendorong paradigma dan keberpihakan kebijakan yang adil dan setara gender.

“Itu dimulai dengan kehadiran perempuan di posisi-posisi politik untuk menyuarakan kepentingan perempuan dan kepentingan khas perempuan yang lebih dipahami apabila perempuannya langsung hadir di dalam posisi-posisi tersebut dan terlibat dalam pembuatan kebijakan, penyusunan anggaran, maupun kerja-kerja pengawasan pembangunan,” tutup Titi Anggraini.

Adapun beberapa tokoh perempuan yang memenuhi panggilan Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan pada hari Senin, 14 Oktober 2024 dan pada hari Selasa, 15 Oktober 2024 yaitu Sri Mulyani.

Selain itu, hadir juga Indrawati, Widiyanti Putri Wardhana, Arifah Choiri Fauzi, Ribka Haluk, dan Veronica Tan.

Hadir pula Meutya Hafid, Isyana Bagoes Oka, Christina Aryani, Diana Kusumastuti, Stella Christie, dan Dyah Roro Esti.***