Mataram, Pejuangmuda.com – Terkait masalah Blank Spot atau lemah sinyal yang ada di 46 desa di Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas (Kadis) Kominfotik Provinsi NTB Gede Aryadi,S.sos, MH, menegaskan bahwa pihaknya bersama Kementerian Kominfo menggagaskan Desa-desa yang memang sinyalnya masih lemah, disana ada Bumdes, ini bisa menjadi agen,untuk membangun tower komunikasi.
Bumdes sendiri juga dapat untung, anggaran itu sendiri dari Bumdesnya dan dilatih oleh Kementerian Kominfo bersama Diskomminfotik NTB , kalau berjalan sesuai dengan rencana.
Lanjutnya, “nanti akan dibangun layanan usaha internet untuk desa, sehingga transaksi pengembangan bisnis, ekonomi, sosial budaya,dan komunikasi termasuk pendidikan,bisa berjalan untuk daerah-daerah yang posisinya sinyal lemah atau blank spot,” jelas Kadis Kominfo, Selasa (11/8/2020).
Disamping membuka area blank spot atau sinyal lemah itu kami berharap bisa membantu menjadi lahan pemasukan bagi Bumdes Desa, perputarannya disitu karena internet ini sangat penting sekali untuk sosial ekonomi saat ini, contoh berjualan online dan belajar juga online semua butuh paket.
“disini Bumdes berperan menjadikannya agen usaha, salah satu adalah menyediakan internet di desa,” papar Gede Aryadi,S.sos, MH.
Menurut Gede, dananya tidak terlalu besar hanya lima puluh juta rupiah untuk membangun tower dengan 30 MBBS, “kemungkinan ini kami jajaki untuk mempercepat itu,” jelas Gede.
Sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Kominfo, di utamakan desa-desa yang memang areanya lemah sinyal atau blank spot dipinggiran dan itu yang kami dorong berikan pelatihan.
“mungkin bisa menggunakan dana desa untuk membangun itu, polanya perlu dipikirkan karena kepentingannya selain untuk pengembangan sosial ekonomi masyarakat, juga ada aspek keuntungannya yang diterima untuk desa,” jelas Gede.
‘Kami sudah membicarakan tentang projek ini dengan Kementerian Kominfo, kalau ada desa yang tertarik, desa-desa yang punya Bumdes, dalam rangka menghidupkan usaha . Kementerian Kominfo akan memberikan pelatihan secara gratis,” tutur Kadis.
Kebutuhan tekhnologi komukasi bagaimana kita bisa berproduktifitas secara produktif dan aman artinya kebutuhan komunikasi atau teknologi informasi untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi menjadi pasilitas yang sangat vital menjadi kebutuhan dasar, mudah-mudahan bisa tuntas di tahun 2020 ini.
“Kalau ada inovasi- inovasi kami ambil, mungkin tidak mempunyai anggaran tapi bisa memberdayakan Bumdes ini masalah-masalah akses komunikasi, pendidikan, ruang ekonomi bisa bertahap kita atasi,” tutupnya
Ada beberapa 46 desa di lima kawasan, mungkin kami akan mengambil dari kabupaten – kabupaten kota yang sudah siap Bumdesnya.
“Desa produktif contohnya di Lombok Tengah ada 11 desa yang lemah sinyal, mungkin kita ambil salah satu kalau desa itu punya Bumdes , menangani dan mengembangkan internet desa mandiri, paling banyak di pulau Sumbawa 22 yang lemah sinyal termasuk di Kota Bima juga ada,” tutupnya ( Yyt ).