MENU

Bakomubin: MUI Adalah Soko Guru Ummat dan Organisasi Strategis Gerakan Dakwah Islam

Logo DPP Badan Koordinasi Muballigh Se-Indonesia (Bakomubin)

Jakarta, Pejuangmuda.com – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Badan Koordinasi Muballigh Se-Indonesia (BAKOMUBIN) turut bergembira dan menyambut  penyelenggaraan Munas ke-X Majelis Ulama Indonesia (MUI) tanggal 25- 27 November di Jakarta. Kamis, (26/11).

Ketua Umum Dpp Bakomubin, Drs. KH. Tatang M Natsir Fathuddin menyampaikan ucapan selamat dan syukur dan berharap penyelengaraan Munas MUI ini berjalan dengan lancar dan sukses.

“Dalam Munas MUI ini kita berharap menghasilkan kepemimpinan MUI yang baru, segar, dinamis, ‘alim, tawadhu, tegas, serta memiliki kapasitas dan kapabelitas” ungkapnya

“kami juga berharap munas MUI X ini menghasilkan rumusan program kerja yang bersifat fundamental, strategis dan solutip bagi penyelesaian berbagai problematika ummat dan bangsa,” imbuhnya

Sementara itu, sekretaris Jendral Dpp Bakomubin, Dr. H. Anwar S. Adiwidjaja, SH. MH juga menilai bahwa MUI adalah organisasi yang memiliki peran, fungsi dan posisi strategis, sebab dibawahnya bernaung para pucuk pimpinan organisasi-organisasi islam indonesia dan berkumpul para ulama, zuama, cendikiawan, umaro dan para aktivis gerakan dakwah lslam lainnya.

“Dengan peran, fungsi dan posisinya yang strategis ini patutlah kiranya MUI ditempatkan/diposisikan sebagai soko guru ummat pemberi pencerahan dan penerangan, penyuluh dan pemberi arah (guidence) terhadap penyelesaian persoalan-persoalan keummatan dan kebangsaan dengan nasihat dan fatwanya yang berwibawa,” jelasnya

Disisi yang lain, DR.KH.Anwar Sanusi selaku Wakil Ketua Majelis Syuro yang juga pimpinan pondok pesantren lembah arofah cisarua bogor itu berharap dan mendesak  kepada Munas MUI agar melakukan penguatan  (treatment) terhadap eksistensi, visi dan misi organisasi MUI, sehingga  peran signifikan MUI dimasa depan dapat dirasakan pada kehidupan berbangsa dan bernegara secara nasional dan pada kehidupan masyarakat dunia dikancah international.

“Memiliki kemantapan aqidah, pemahaman keislaman yang mumpuni dan ke-Indonesiaan yang kokoh dan jiwa kepemimpinan/kekhalifahan rasyidah yang baik untuk mewujudkan Indonesia yang berperadaban,” tuturnya