Pejuangmuda.com – Sebagai santri dan jamaah NWDI, sangat bersyukur sekali hari ini bisa kembali hadir dalam puncak kegiatan Hultah NWDI ke 87 di kota kelahirannya Pancor Lombok Timur yang dirangkaikan dengan peringatan Haul Almaghfurlah Maulanasyeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid yang ke 25. Ahad, 18 September 2022.
Peringatan Hultah NWDI seperti hari ini menjadi yg pertama kali digelar setelah 2 tahun lamanya tidak terlaksana karena pandemi covid-19. Ada puluhan ribu jamaah dan santri-santriwati dari berbagai tempat datang membanjiri arena Hultah. Tidak terkecuali tamu-tamu dari nasional dan juga internasional.
Ada Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan, ada 2 ulama dari Mesir yaitu Prof. Dr. Abdul Fattah Abdul Ghani al Awwari dan Dr. Hisya al Kamil Hamid Musa. Alhamdulillah beliau-beliau semua ikut memberikan pencerahan hati dan pikiran untuk seluruh jamaah. Pamungkasnya disampaikan oleh Ketua Umum PB NWDI TGB. Dr. Muhammad Zainul Majdi.
Dalam pengajian Hultah kali ini, selain para penceramah menyampaikan nasihat-nasihat agama, juga mengajak jamaah NWDI untuk mengenang, merenungi, dan mencontoh keteladanan dari Almaghfurlah maulanasyeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid yang merupakan pendiri dari NWDI, NBDI, dan NW. Habib Jindan bin Novel bin Jindan menyampaikan bagaimana Maulanasyeikh sebagai seorang ulama yang tidak hanya berjuang dan berdakwah hanya dengan kata-kata semata tetapi juga dengan mengerahkan segala daya upaya dan sumberdaya yang dimiliki secara konsisten sampai akhir hayat beliau.
Adapun Prof. Dr. Abdul Fattah Abdul Ghani al Awwari menjabarkan tentang bagaimana keislaman dan kebangsaan atau keberagamaan dengan bernegara atau cinta tanah air harus dapat berjalan bersama. Hal ini juga diajarkan dan dicontohkan oleh Maulanasyeikh sebagaimana tertulis dalam wasiat renungan masa: cinta teguh pada agama, cinta kokoh pada negara.
Sementara itu, Dr. Hisya al Kamil Hamid mengawali ceramahnya dengan mengijazahkan 2 hadits musalsal. Hadits pertama tentang kasih sayang dan hadits kedua tentang syukur dan istiqomah dalam ibadah. Setelah itu kemudian menyampaikan materi ceramahnya. Di antara yg menarik adalah tentang bagaimana beliau menjelaskan bahwa dalam diri Almaghfurlah Maulanasyeikh terdapat empat hal yang dilihat oleh Syeikh Hasan al Masyat merupkan kelebihan yang dimiliki oleh Maulanasyeikh.
Keempat hal tersebut adalah kemampuan mendengar yang baik terhadap ilmu dan nasihat yang diberikan guru-guru beliau, kemudahan dalam memahami ilmu, kecepatan dalam menghapal pelajaran, dan kemampuan untuk mengajarkan serta menerapkan ilmu yang beliau miliki. Terbukti dari hasil akademis beliau di madrasah Shaulatiyah, tempat beliau belajar dan NWDI, NBDI, dan NW tempat beliau berjuang dan mengamalkan ilmu.
Terakhir adalah ceramah yang disampaikan oleh TGB. Dr. Muhammad Zainul Majdi yang memperkuat materi pengajian yang disampaikan oleh penceramah sebelumnya. Bagaimana Almaghfurlah Maulanasyeikh masih tetap dikenang sampai dengan jauh setelah beliau wafat karena beliau tidak hanya fokus membangun pisik bangunan madrasah saja melainkan juga yang tidak kalah pentingnya adalah mengisi jiwa-jiwa santri dan jamaahnya dengan ilmu, hikmah, dan keteladanan.
Untuk dapat terus membangun dan menghidupkan spirit perjuangan serta ajaran Maulanasyeikh, TGB mengingatkan kepada semua anjum-anjum NWDI untuk aktif mensyiarkan warisan ilmu dan perjuangan yang ditinggalkan Maulanasyeikh ke seluruh penjuru negeri.
Sebagai bagian dari ikhtiar untuk mewujudkan itu, PB NWDI membuat program dengan nama guru pejuang. Konsepnya, para kader-kader NWDI terpilih diberikan pelatihan dan bimbingan untuk menjadi guru pejuang sebelum diberangkatkan ke tempat tujuan.
Untuk tahap pertama, NWDI akan memberangkatkan 19 orang kader untuk ditempatkan di beberapa daerah di Indonesia seperti Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan NTT. TGB pun tidak lupa untuk mengenalkan seluruh kader yang akan diberangkatkan tersebut kepada jamaah yang hadir. Semoga Allah SWT memudahkan langkah perjuangan seluruh kader NWDI khususnya para guru pejuang dalam menyebarkan ajaran Maulanasyeikh ke seluruh dunia. Amiiin.
Panjang umur NWDI. NWDI Daaiman Abada. Pancor, 18 September 2022.