MENU

Presiden Jokowi Minta Pemda Tingkatkan Pengawasan Penerapan Protokol Kesehatan

Presiden Republik Indonesia : Joko Widodo

Mataram, Pejuangmuda.com – Gubernur NTB Dr.H.Zulkieflimansyah mengikuti rapat terbatas virtual penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi Nasional yang dipimpin Presiden Joko Widodo dari Istana Kepresiden Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/9/2020).

Dalam rapat yang dihadiri jajaran menteri dan seluruh gubernur ini, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya masyarakat untuk selalu menggunakan masker karena tindakan pencegahan itu menjadi kunci pengendalian pandemi Covid-19 sebelum ada vaksinasi.

Jokowi meminta agar pentingnya penggunaan masker disampaikan terus menerus kepada masyarakat, termasuk protokol kesehatan mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

“Ini kunci sebelum vaksin, pemakaian masker ini penting,” kata Jokowi.

Presiden juga meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan dalam penerapan protokol kesehatan di masyarakat. Sanksi terhadap pelanggar protokol kesehatan harus diterapkan.

Presiden sebelumnya sudah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disipilin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 yang mengatur sanksi terhadap pelanggar protokol kesehatan.

“Sehingga kedisiplinan nasional kita dalam mengikuti protokol kesehatan betul-betul dikerjakan oleh masyarakat kita,” ujarnya.

Terkait pemulihan ekonomi nasional, Jokowi meminta jajaran kepala daerah untuk mempercepat belanja daerah sebagai penopang agar Indonesia tak masuk ke dalam jurang resesi seperti negara lainnya.

“Percepat belanja barang, belanja modal, belanja bantuan sosial betul-betul disegerakan sehingga bisa meningkatkan konsumsi masyarakat dan meningkatkan ekonomi di daerah,” kata Jokowi.

Jokowi menegaskan satu bulan ke depan menjadi pertaruhan terakhir apakah ekonomi Indonesia memasuki jurang resesi atau tidak. Jokowi menegaskan, apabila ekonomi domestik kembali minus, maka dipastikan Indonesia masuk ke daftar negara resesi.

Jokowi memaparkan, perekonomian Indonesia pada kuartal pertama 2020 masih tumbuh 2,97 persen. Padahal, menurut dia, negara lain sudah minus.
“Tetapi di kuartal kedua kita sudah pada di posisi minus 5,3 persen, sudah minus,” ujarnya.

“Untuk itu, kuartal ketiga, yang kita masih punya waktu satu bulan yaitu Juli, Agustus, September. Di September ini kita masih ada kesempatan. Kalau kita masih berada pada posisi minus artinya kita masuk resesi,” tutup Presiden Jokowi.