Pejuangmuda.com, Mataram – Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih menjadi pekerjaan rumah. Masyarakat masih suka membuang sampah ke sungai tanpa ada rasa khawatir agar berakibat pada bencana banjir.
Salah satu anggota gerakan Pemuda Cinta Lingkungan (PELCING) Kota Mataram, Wardi mengatakan, selama ini kesadaran masyarkat untuk buang sampah pada tempatnya masih sangat rendah. Hal ini dilihat dari arus sungai yang dipenuhi dengan sampah.
Padahal pengolahan sampah yang baik akan memberikan banyak manfaat seperti kebersihan lingkungan serta kesehatan. Terlebih lagi, jika pengolahan sampah menjadi barang – barang yang bisa dipakai atau daur ulang sampah. Hal ini akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Namun sayangnya, kesadaran masyarakat akan hal tersebut masih sangat rendah. Sementara itu, Pemuda Cinta Lingkungan selama ini membantu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk penangan sampah melalui gerakan yang sudah dilakukan. Hal ini juga untuk mendukung Program Zero Waste dari Pemerintah Provinsi NTB.
“Sangat mendukung dengan adanya program tersebut karena selama ini jarang masyarakat yg peduli terhadap kondisi lingkungan saat ini lebih-lebih masalah sampah yg menjadi ancaman tehadapan kesehatan lingkungan, dan berdampak tehadap kesehatan manusia sekitar,”kata Wardi.
Kegiatan yang secara rutin dilakukan seperti membersihkan lingkungan mulai dari saluran drainase dan jalan. Selain itu, pemilihan sampah sudah mulai digencarkan khususnya di Kelurahan Babakan Kota Mataram. Karena melalui pemilahan ini nantinya masyarakat bisa mengambil manfaat. Di mana, khusus untuk sampah plastik masyarakat dan anak – anak sekolah diajarkan cara untuk membuat ekobrik.
Seperti diketahui,ekobrik ini sendiri memiliki berbagai kegunaann salah satunya menjadi pengganti bata.
Pembuatan ekobrik ini juga merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Pemuda Cinta Lingkungan atau PELCING ini sendiri mengajak keterlibatan masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan. Sehingga lingkungan yang bersih ini nantinya tidak hanya karena adanya komunitas tersebut, melainkan kesadaran masyarakat itu sendiri.
“Yang sudah dilakukan melibatkan masyarakat dan anak sekolah untuk turun aksi membersihkan lingkungan sekitar, memilah sampah pada saat aksi seperti sampah plastik, organik dan residu. Sampah plastik dijadika sebagai bahan ecobrik guna mengurangi sampah ke TPA,”ujarnya.
Diakui Wardi, untuk mewudujkan program zero waste atau NTB bebas sampah ini membutuhkah waktu yang cukup lama. Provinsi NTB menargetkan, NTB zero waste bisa terwujud hingga tahun 2023 mendatang.
“Untuk mencapai program zero waste butuh waktu yang lama karena ini masalah kebiasaan kita dalam memperhatikan sampah baik membuang dan mengelolanya dgn baik dan benar,” terangnya.(ami)