Pejuangmuda.com, Sebut saja namanya Diah, dia seorang perempuan mandiri. Bekerja di sebuah perusahaan asing, di usianya yang ke-25 tahun, dia dijodohkan orang tuanya dengan anak temannya. Mengingat ayah menderita sakit jantung, dan demi berbakti, walau dia tidak mencintai lelaki itu, namun tetap menerima perjodohan itu.
Adalah Beni, sosok lelaki yang dijodohkan untuk menjadi suami Diah. Dia terlihat senang dengan sosok calon istrinya yang cantik dan terlihat mapan. Akhirnya akad nikah pun digelar. Walau baru kenal, Beni tampak sangat menyayangi istrinya, hal itu membuat hati Diah luluh. Setelah menikah, Beni menyuruh Diah agar berhenti bekerja.
Beni beralasan tidak tega istri bekerja, dia akan mencukupi semua kebutuhannya. tentunya sebagai istri Diah mencoba berbakti kepada suami, dia pun melepaskan pekerjaannya, padahal posisinya sudah menjadi kepala cabang.
Dua tahun pernikahan adalah tahun-tahun membahagiakan, apalagi kini Diah sudah punya bayi mungil yang lucu dan menggemaskan. Nah di tahun ketiga ujian datang, Beni mulai berubah sikapnya, dia jadi jarang pulang ke rumah, beralasan lembur. Kalaupun pulang, itu sudah larut malam.
Diah awalnya tidak curiga, hingga di suatu ketika, tanpa sengaja ponsel suaminya tertinggal. Saat ada telpon, dia mengangkatnya, namun malah dimatikan. Diah pun iseng nyari kontak teman suaminya, niatnya agar dia bisa mengirim pesan untuk suaminya melalui temannya, memberi tahu bahwa ponselnya ketinggalan.
Saat membuka beberapa kontak, Diah pun iseng membuka pesan. Betapa hancur hatinya saat itu, bagaimana tidak? Ternyata banyak pesan mesum antara suami dan teman wanitanya. Seketika dunia seakan hancur. Walau sakit, namun dia berusaha tegar. Dengan hati marah, panas, dan benci, dia meletakan ponsel di tempat semula ketika terdengar suara mobil Beni di luar.
Beni tampak terburu-buru, wajahnya terlihat panik ketika memasuki rumah, tapi saat melihat wajah istrinya yang biasa-biasa saja, dia seolah lega.
“Kok sudah balik, Bang?” Diah pura-pura bertanya.
“Hp abang ketinggalan, Dek. Kamu lihat enggak?”
Diah hanya menggedikkan bahu, pura-pura tidak tahu, dan malah cuek, mengajak mainan anaknya. Beni pun akhirnya menemukan ponselnya. Dia pun kembali ke kantor. Sejak saat itu, Diah diam-diam merencanakan banyak hal.
Walau pura-pura tidak tahu, ternyata Diah juga telah menyadap ponsel suaminya, beberapa bukti dikumpulkannya, termasuk video syur, dan lainnya. Dia juga kini sengaja berjualan online, di luar sepengetahuan suaminya, jualannya sangat laris. Usaha online Diah membesar, karena jarang di rumah, Beni tidak tahu bahwa Diah telah menyiapkan segalanya.
Dua tahun berlalu, Beni makin berubah, bahkan kini perlakuan dia sangat kasar. Diah sudah tak tahan. Dua bulan suaminya tak pulang-pulang. Diah tahu bahwa Beni di tempat wanita lain, karena Diah sudah menyimpan nomor ponsel pelakor(perebut laki orang) yang merebut suaminya, dia pun sengaja mengirim pesan ke pelakor tersebut berbunyi:
‘katakan pada lelaki yang kini ada di sampingmu, ada surat gugatan cerai dari pengadilan. Pulanglah jika ingin mengakhiri pernikahan dengan baik-baik, jika tidak mau, maka pengacaraku akan mengurus semuanya. Aku sudah tahu lama mengenai hubungan kalian dan cukup bersabar’
Betapa terkejutnya Beni ketika tahu Diah mengirim pesan ke selingkuhannya, dia pun langsung pulang, bermaksud mempertahankan istrinya, namun ketika sampai di rumah, dia sangat menyesal, istrinya sudah meninggalkan rumah.
Mereka pun akhirnya resmi bercerai, namun yang lebih membuat Beni menyesal, selepas cerai, usahanya malah bangkrut, sementara istrinya kini hidup lebih makmur dari dirinya. (El Cavaga Terasu)