Lombok Timur, Pejuangamuda.com – Mahasiswa ideal adalah mahasiswa yang mampu menjalankan tri darma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian). Mahasiswa yang bertindak sebagai agent of change. Berbekal kemampuan intelektual yang baik, mahasiswa diharapkan dapat memberi solusi bagi permasalahan kehidupan bermasyarakat dan menjadi kontributor kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk mencapai hal tersebut, pendidikan dalam ruang kelas tidaklah cukup. Kegiatan pembelajaran dalam ruang kelas hanya memberikan pengetahuan teoritis yang bersifat hardskills dan sangat kurang dalam mengasah kemampuan soft skills mahasiswa.
Dalam hal ini diperlukan peran organisasi mahasiswa sebagai wadah untuk mengasah soft skills mahasiswa. Minimnya pertemuan tatap muka, berdiskusi langsung atau sekadar ngopi bareng membuat anggota menjadi berjarak, organisasi seperti kehilangan esensi dan fungsinya.
Organisasi seharusnya dipenuhi dengan kerja lapangan, berbaur dengan banyak karakter anggota, bergulat dengan masalah, dan mengasah kemampuan problem solving. Peran tersebut saat ini menjadi sangat berkurang. Tentu saja ini menjadi masalah serius, terlebih lagi besar kemungkinan kondisi ini akan berlangsung lama.
Maka dari itu, perlu adanya perhatian serius terkait permasalahan ini. Menurut hemat saya, dengan mengikuti pedoman new normal, perlu adanya pelonggaran terhadap kegiatan organisasi mahasiswa di kampus, tentu saja dengan tetap memperhatikan protokol keselamatan.
Hal ini bertujuan untuk memberi ruang bagi pengoptimalan peran organisasi dalam mencetak mahasiswa yang ideal, yakni mahasiswa yang mampu menjadi agent of change, mahasiswa yang menebar kebermanfaatan, mahasiswa pengabdi masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut perlu adanya keseriusan dari pihak mahasiswa dan birokrasi untuk bersama-sama membahas permasalahan ini, demi tercapainya tujuan dan kebaikan bersama.