MENU

Peringatan ke-89 NWDI, Tuan Guru Bajang: Tidak Boleh NWDI Ini Menjadi Organisasi yang Pikun, Melupakan Sejarahnya

Lombok Timur, Pejuangmuda.com – Pada tanggal 15 September 2024 diperingati hari ulang tahun (Hultah) ke-89 Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) di Pancor, Lombok Timur.

Seperti yang telah dilakukan sebelumnya, untuk memperingati Hultah ke-89 NWDI diperingati juga dengan melakukan pengajian akbar di GOR Yayasan Pendidikan Hamzanwadi.

Pada acara Hultah ke-89 NWDI ratusan ribu jamaah Nahdlatul Wathan (NW) dari seluruh Indonesia menghadiri acara tersebut dengan penuh khidmat.

Acara Hultah ke-89 ini dihadiri oleh orang-orang penting seperti Mahfud MD dan Syeikh Abbas Syuman.

Sementara Muhammad Zainul Majdi selaku Ketua Umum Pengurus Besar (PB) NWDI berkesempatan untuk memberikan pidatonya.

Pada pidatonya tersebut, Tuan Guru Bajang mengingatkan jika usia NWDI hampir satu abad.

“Alhamdulillah usianya sudah 89 tahun,” kata Tuan Guru Bajang (TGB)

Pada usia yang panjang tersebut, jika pada manusia, Allah akan mengembalikan keadaannya seperti waktu kecilnya.

Meskipun raganya tidak kembali ke waktu dia kecil, tetapi pada masa tuanya tersebut bisa saja dia pikun dan ada khilafnya.

Oleh karena itu, pada usia yang telah mencapai 89 tahun ini merupakan suatu pengingat agar NWDI melakukan pembenahan karena bisa saja terdapat hal yang sudah tidak sesuai dengan tujuan sebelumnya.

“Ketika sesuatu telah mencapai usia yang panjang maka bisa jadi ada semangatnya yang hilang, ada komitmennya yang berkurang, ada nilai-nilai perjuangan yang dilupakan, sehingga akhirnya dia kembali dari yang semula maju, bergerak terus menebak ke depan, akhirnya lambat laun dia mundur. Kenapa? Usianya tua tetapi semangat perjuangannya tidak dia perbaharui,” jelas TGB.

Pembenahan hanya bisa dilakukan dengan melihat masa lalu sehingga anggota NWDI tidak boleh melupakan sejarahnya.

“Tidak Boleh NWDI Ini Menjadi Organisasi yang Pikun, Melupakan Sejarahnya,” tegas TGB.

Perjuangan yang dilakukan oleh NWDI sampai sekarang bukan perjuangan yang mudah sehingga diperlukan kebersamaan dan kehati-hatian untuk melangkah.

Tidak hanya kebersamaan tetapi setiap langkah yang diambil harus lebih baik dari sebelumnya.

Menentukan langkah-langkah yang lebih baik juga merupakan salah satu cara mensyukuri perjuangan almaghfurlah.

“Bagian dari kita mensyukuri perjuangan almaghfurlah yang tertulis dalam buku-buku sejarah. Yang diceritakan oleh lisan dari generasi ke generasi. Bagian dari kita mensyukuri itu semua adalah bahwa semua ikhtiar-ikhtiar perjuangan kita harus lebih baik pada masa-masa yang akan datang,” lanjut TGB.

Ada 1000an madrasah NWDI yang tersebar di berbagai tempat harus menjadi madrasah yang berprestasi.

Anggota NWDI ditegaskan agar tidak menjadikan madrasah tersebut hanya sebagai penambah jumlah madrasah karena pada saat ini yang penting adalah kualitas.***

Penulis: Bq Ria April RianaEditor: Lalu Abdurahim