MENU

Sistem Daring Jadi Pilihan Unram dalam Wisuda di Masa Pandemi Covid-19

Pejuangmuda.com , Mataram – Pandemi Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 berdampak terhadap merebaknya wabah Covid-19. Menyikapi munculnya virus jenis baru tersebut, Universitas Mataram memastikan gelaran wisuda tahun akademik 2019/2020 secara online atau daring.

Dalam Surat Edaran (SE) Nomor 4945/UN18.1/TU/2020 tertanggal 27 Mei 2020 yang ditandatangani Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik Agusdin, S.E., M.B.A., D.B.A. disebutkan, kebijakan wisuda dengan sistem daring itu diambil sebagai konsekuensi pandemi Covid-19 belum kondusif di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Awalnya wisuda akan dilaksanakan bulan Maret lalu, terpaksa diundur akibat Covid-19 ke bulan Juni secara online,” katanya, Sabtu (30/5).

WR I Unram juga mengungkapkan, selain akan melaksanakan wisuda daring pihaknya juga telah memperpanjang masa kuliah daring, bagi seluruh mahasiswa hingga 26 Juni mendatang.

“Selama perpanjangan kuliah online, kita sudah berikan kuota internet bagi semua mahasiswa Unram selama tiga bulan, dengan perbulan sebesar Rp 50 ribu sebanyak 13 GB untuk Simpati dan 15 GB utk provider lain,” ujarnya.

Sementara untuk pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) mahasiswa, pihaknya pun telah menetapkan akan dilakukan secara daring. Dimana UAS daring itu dilaksanakan dengan memberikan tugas secara mandiri, dengan catatan bahwa dosen pengampu mata kuliah tidak memberatkan beban mahasiswa selama belajar dari rumah.

“Prinsipnya, kita serahkan kepada fakultas dengan mempertimbangkan kondisi kedaruratan selama pandemi Covid-19. Kita harap semua dosen tak memberatkan mahasiswa,” tandasnya.

Menanggapi kebijakan wisuda daring, salah seorang calon wisudawan dari Program Studi Ilmu Komunikasi Unram yang namanya tidak ingin dimediakan kurang sepakat dengan kebijakan tersebut, mengingat wisuda bagi mahasiswa merupakan momen yang sangat penting.

“Kalau bisa ditunda saja sampai semuanya kondusif. Seperti tahun sebelumnya kan Unram pernah mengambil kebijakan wisuda sekali dalam setahun. Kenapa tidak begitu saja,” katanya.

Senada dengan itu, Kemas Omi Andrian mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra dan Indonesia, merasakan seakan sia-sia kuliah lama tanpa ada gelaran wisuda.

“Saya juga bingung bagaimana nanti sistem wisuda online ini, sistemnya bagimana, kan jadi bingung. Padahal momen wisuda itu momen penting,” ujar mahasiswa yang yudisium pada Maret lalu itu.

Namun demikian, dirinya juga mengakui kalau pandemi Covid-19 telah merubah semua tata cara kehidupan, baik pada tataran pendidikan maupun keseharian masyarakat.

“Kalau itu kebijakannya saya tetap ikuti, karena keselamatan lebih penting,” ucapnya. (Yyt)