MENU

Mengharukan, Semangat Belajar Pejuang Tumor Otak Asal Pohgading

Photo M. Tamimi asal Pohgading bersama Ibundanya

Lombok Timur, Pejuangmuda.com – Semangat Tamimi tetap membara. Di tengah keterbatasannya, anak 16 tahun itu tetap ingin melanjutkan sekolahnya.

Padahal kondisinya saat ini sangat tidak memungkinkan. Setiap hari dia hanya bisa pasrah. Tergolek lemas di rumah sederhana di Dusun Dasan Telaga, Desa Pohgading Timur, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur.

Penyakit tumor otak yang ia derita sejak 3 tahun lalu, membuat tubuh Tamimi semakin kurus.

Ramadan kemarin, kesehatan Tamimi sempat membaik. Pascapenyakit di otaknya sebelumnya dioperasi dan melakukan kemoterapi. Namun, hal itu tak bertahan lama. Kondisi kesehatannya kembali melemah.

Bahkan saat ini, dia tidak bisa duduk atau bangun sendiri dari rebahannya.

“Kemarin memang masih bisa duduk, bisa masuk sekolah, mengerjakan tugas bahkan keluar main. Tapi beberapa hari terakhir, diajak bicara saja susah. Dia tidak kuat katanya,” ujar Ayahanda Tamimi, Fauzan menuturkan kepada kami, Kamis (25/6).

Orangtuanya memang sempat membawanya ke Rumah Sakit Selong, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) untuk menjalani pengobatan secara serius.

“Sudah operasi, kemoterapi tumor otak dan sejenisnya dan memang sempat ada perubahan,” tuturnya.

Tamimi yang juga merupakan siswa kelas XI SMA Islam Plus Al-Ikhlas NW Pohgading itu dikabarkan sangat antusias dan semangat dalam belajar. Ini terlihat dari kondisinya yang masih sakit, namun tetap masuk sekolah. Bahkan ketika mengikut ujian kata ayahnya, satupun jawabannya tidak ada yang salah.

“Dia termasuk anak yang berprestasi. Sejak dia SD selalu menjadi juara,” katanya bangga.

Sementara itu wali kelasnya, Ridwani, S.Pd mengaku sangat menyanjung anak muridnya yang satu ini. Tamimi adalah anak yang semangat dalam menuntut ilmu, pintar juga sangat sopan.

“Masya Allah, semangatnya menuntut ilmu sangat luar biasa. Tapi terkendala karena sakit. Dia anak baik dan pintar, juga sopan serta ramah kepada semua orang,” ungkap guru biologi dan prakarya itu.

“Walaupun saya larang, dia tetap ngerjain tugas dari rumah dengan kondisinya yang lemah itu,” tutupnya sedih.

Kini kondisi Tamimi semakin lemas. Pihak sekolah dan juga keluarga berharap ada para dermawan yang bisa membantu pengobatannya sampai Tamimi dinyatakan sembuh total.