MENU

Stop Menyalahkan Tuhan | Mahsan Ginwell

Oleh : Mahsan Ginwell – Trainer Public Speaking and Consultant Organization Nathan Indonesia, Ambassador Indonesia Millenial Movement, Ketua Biro Pengkaderan PW IPNW NTB

“Jangan pernah sibuk melihat kelebihan orang lain, cobalah lihat kelebihan yang kamu miliki yang tidak dimiliki oleh orang lain”

Mr. Chan

Pejuangmuda.comKita tahu bahwa manusia yang diciptakan Tuhan memiliki kelebihan yang sangat banyak, tidak ada makhluk Tuhan di dunia ini yang memiliki kelebihan seperti yang dimiliki manusia. Tuhan telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik ciptaannya, itu sudah disampaikan dalam kitab sucinya yaitu AL Qur’an. Jadi manusia yang diciptakan Tuhan itu sama tanpa ada yang dilebih-lebihkan kecuali para manusia yang dikehendakinya seperti Nabi dan Rasul karena mereka merupakan hamba yang diciptakan Tuhan untuk membawa ajaran-Nya. Seperti Nabi Isa AS yang memiliki kelebihan bisa berbicara ketika masih bayi, itu suatu mukjizat yang diberikan Tuhan kepada Nabi Isa. Sedangkan kita hanyalah manusia biasa yang bukan Nabi dan Rasul tetapi kita diberikan berjuta-juta kelebihan oleh Tuhan. Tentu kita memiliki cara tersendiri untu menemukan kelebihan itu.

Namun banyak orang yang kita lihat selalu merasa kurang dalam dirinya, tidak percaya diri akan dirinya, selalu menganggap dirinya kurang beruntung, bahkan sampai menyalahkan Tuhan atas kehidupan yang tidak disukainya. Kita selalu melihat ke atas tidak mau melihat ke bawah. Artinya adalah kita selalu melihat kelebihan orang lain tanpa melihat juga kekurangan yang dimiliki oleh orang yang kurang beruntung dari kita, tetapi selalu bersyukur. Kalau kita selalu sibuk melihat kelebihan orang, maka hari-hari kita penuh dengan rasa iri dan dengki sehingga tidak ada waktu utuk bersyukur kepada Sang Pencipta.

Kita bisa berkaca kepada orang-orang yang penuh kekurangan bahkan bisa dikatakan orang yang sangat jauh dari keberuntungan, tetapi dengan semangat dan tidak pernah melihat kelebihan orang lain mereka bisa terkenal dan keluar dari keterpurukan menyalahkan Tuhan. Mungkin pembaca tahu Zhang Junli wanita asal China pada saat umur 6 tahun menderita Rheumatoid Arthritis. Suatu kondisi autoimun yang menyerang sendi sehingga menyebabkan sendi tubuhnya tidak berfungsi seperti orang lumpuh dan hanya bisa terbaring tidur. Pada usia 10 tahun, dia dipaksa untuk memulai merencanakan masa depannya. Zhang mulai menggambar sebagai hobbi usia dini, sampai menekuni lukisan cat minyak. Sehingga pada tahun 2015 dengan intruksi dari seorang guru professional, Zhang membuat lebih dari 300 lukisan dengan setengahnya terjual habis di toko miliknya.

Kita juga bisa berkaca dari atlet renang, yaitu Jendi Penggabean. Pemuda asal Sumatera Utara yang hanya memiliki satu kaki. Seperti yang di langsir oleh BBC.com, dia lahir secara sempurna namun pada umur 12 tahun dia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki kirinya harus di amputasi. Setelah kejadian itu, Jendi merasa terpukul bahkan dia beranggapan sudah tidak ada gunanya lagi untuk hidup, tetapi orangtuanya selalu mensupportnya untuk merencanakan masa depan dan harus berprestasi, sehingga dia terus berlatih dengan semangat tanpa berputus asa. Pada tahun 2012 dia direkrut menjadi atlet difabel, mulai sejak itu dia sering menyumbangakn mendali untuk Indonesia di berbagai ajang.

Cerita inspiratif juga datang dari anak kelahiran Mataram berumur 9 tahun bernama Naja, yang menderita Cerebral Palsy (lumpuh otak). Penyakit yang meyebabkan sebagian sel saraf otak rusak sehingga mengalami gangguan-ganguan gerak. Sejak menderita penyakit tersebut hingga umur 6 bulan dia hanya bisa tidur terlentang, tapi itu bukan alasan orangtua untuk tidak memberikan perhatian sepenuhnya kepada Naja. Berkat kegigihan orangtua dan semangatnya dia mampu menghafal Al-Qur’an 30 juz lengkap dengan ayat dan letak surat yang berada dalam kitab suci tersebut. 

Guys, cerita tersebut saya sengaja tuangkan dalam tulisan ini sebagai bentuk pandangan kita yang memiliki kelengkapan fisik baik secara jasmani maupun rohani yang selalu bersikap pesimis bahkan menyalahkan Tuhan atas derita yang diberikan-Nya. Walaupun kita tahu penderitaan yang kita alami tidak seberat dengan kisah di atas. Tuhan telah berkata, kalau Dia tidak memberikan masalah di luar batas kemampuan hamba-Nya. Seberat apapun masalah yang diberikan oleh Tuhan kepadamu, Tuhan percaya bahwa kamu mampu menerima dan menghadapinya.

Mungkin kita merasa terpukul bahkan sangat sedih dengan masalah yang kita hadapi pada saat ini, tapi itu semua tidak bisa memberikan solusi atas masalah yang kita hadapi. Bahkan itu akan menambah masalah dalam hidup kita. Dengan na’ifnya kita kadang merasa menyesal hidup di dunia ini. Piciknya kita ingin dilahirkan kembali dalam keluarga yang mewah dan serba berkecukupan. Sadar atau tidak itu sangat mustahil terjadi, seandainya itu bisa terjadi berarti tempat kita sekarang bukanlah dunia tapi surga. Kenapa penulis berkata begitu?, karena kita tahu bahwa surga penuh dengan kenikmatan tidak ada maslah didalamnya. 

Pada akhirnya, penulis mengajak pembaca untuk mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Kerjakan apa yang bisa kita kerjakan dengan kelebihan serta kemampuan yang kita miliki. Kalau kita bingung untuk memulai, kerjakan saja dulu. Masalah berhasil atau tidak nanti Tuhan yang atur karena tugas kita di dunia ini hanya berusaha dan bertawakkal kepada-Nya. Tidak ada waktu lagi untuk menganggap orang lain lebih beruntung dari kita, tidak ada waktu lagi untuk menyalahkan orang lain, dan tidak ada waktu lagi untuk bersedih serta menyalahkan Tuhan. Karena nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita saat ini lebih dari cukup, bahkan banyak orang di luar sana tidak bisa merasakan nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita saat ini.