MENU

Tuan Guru Bajang di Mataku | Nadira zulyani

Tuan Guru Bajang di Mataku

Oleh : Nadira zulyani – Mahasiswi Program studi Komunikasi Penyiaran Islam semester 4, Universitas Islam Negeri Mataram.

Pejuangmuda.com – Muda dan cerdas, dua kata ini kiranya pantas melekat pada diri seorang yang pernah menjadi pemimpin Nusa Tenggara Barat selama dua periode. Dia adalah TGKH. Muhammad Zainul Majdi MA.  Masyarakat lebih mengenal beliau dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB). Seorang Tuan guru muda lulusan terbaik jurusan Tafsir dan ilmu Al-Qur’an dari universitas tertua di dunia, yakni Universitas Al-Azhar Mesir. Kecerdasan dan kegigihannya membuat seluruh orang mengidolakannya. 

Tuan Guru Bajang adalah salah satu tokoh dari pulau Lombok yang mampu mengharumkan daerah di tingkat nasional dan internasional lewat berbagai penghargaan yang diberikan pemerintah Indonesia maupun luar negri. 

Bukan itu saja, lelaki kelahiran asli Pancor Selong Lombok Timur pada 31 Mei 1972 ini juga sukses mengangkat NTB dari predikat sebagai provinsi tertinggal menjadi Provinsi pertama dalam pencapaian Millenium Development Goals dan daerah yang menghadirkan konsep wisata halal. Sehingga tidak salah banyak tokoh elit yang juga kagum dan ikut mengidolakan beliau. Dia adalah panutan sekaligus inspirator bagi kaum milenial di daerah NTB maupun di luar NTB.

TGB, begitu sapaannya adalah sosok pemimpin ideal, kharismatik serta berwawasan luas, dia juga dikenal sebagai ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) cabang Indonesia sekaligus Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, organisasi terbesar di NTB yang sukses mengukuhkan wasathiyah Islam.

Selain itu, kemampuannya di bidang pemerintah kiranya tidak diragukan lagi, ini bisa dilihat dari penataan pembanguan baik infastuktur maupun pembangunan sosial lainnya. Islamic Center mataram adalah salah satu dari sekian banyak perubahan yang dilakukan di Nusa Tenggara Barat ini.

TGB bukan saja unggul dari segi ilmu pemerintah dan ilmu politik saja. Tapi dia juga pintar dan cerdas dalam ilmu agamanya. Hal ini tentunya tak lepas dari latarbelakang beliau sebagai seorang cucu dari ulama terkenal di NTB yaitu TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid. Juga pengalaman beliau menduduki berbagai posisi jabatan penting baik dipemerintah maupun diberbagai organisasi masyarakat.

Satu ciri khas yang harus dimiliki pemimpin adalah senyumnya, siapapun yang berhadapan dengannya pasti disambut dengan senyum. TGB adalah orang yang murah senyum kepada semua masyarakat.

Namun tidak bisa dipungkiri jika ada sebagian masyarakat yang menilai bahwa TGB tidak aspiratif dan jeli melihat kondisi riil masyarakat yang masih membutuhkan uluran tangan. Tentunya itu sah-sah saja sebab semua orang punya hak memberikan penilaian tergantung dari sudut pandang masing-masing. 

Kini TGB sudah tidak lagi menjadi pemimpin Nusa Tenggara Barat, namun semua karya dan usahanya terhadap kemajuan daerah akan selalu dikenang oleh semua masyarakat Nusa Tenggara Barat.