MENU
OPINI  

Indonesia Mesti Jadi Juru Bicara Islam dan Demokrasi Oleh : Fahri Hamzah

fahri Hamzah

pejuangmuda.com – Pidato pak Jokowi tentang Emmanuel Macron sebenarnya perlu di-eskalasi oleh Menlu RI agar Indonesia punya posisi penting dalam perdebatan narative tentang agama dan negara serta bagaimana menjawab semua pertanyaan dunia sekarang ini tentang Islam dan kebebasan.

Hebatnya posisi Indoensia karena kita adalah bangsa yang bisa bicara kepada dua komunitas dunia sekaligus. Kepada muslim karena kita bangsa muslim terbesar. Dan kepada barat karena kita negara demokrasi nomor 3 terbesar. Kita perlu jubir kelas dunia di Menlu RI.

Tapi kita tidak bisa menjurubicarai Islam dan Demokrasi sekaligus tanpa kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan diri karena kita paham keduanya secara mendalam dan kita tidak gamang menjadi keduanya. Itulah yang langka. Rasanya kita perlu mulai harus punya kebanggaan.

Macron mengatakan “ada krisis dalam Islam” padahal negaranya sendiri sedang krisis; Eropa secara umum dalam krisis besar atau kalau kita mau bareng, dunia ini sedang krisis.

Di barat muncul pemimpin-pemimpin kanan yang kosa katanya tidak lagi bisa menjadi contoh dalam membangun kebersamaan.

Amerika paling menyedihkan sebenarnya. Tapi, ternyata Macron juga yang didukung kelompok Islam dalam pemilu juga menyimpan kosa kata yang tidak dewasa. Mungkin ia sedang marah karena kasus pembantaian guru yang tragis itu. Kemarahan wajar, tapi dalam kemarahan warna asli keluar.

Sekarang, ini peluang Indonesia. Mari bicara kepada dunia. Dengan intelek dan dewasa. Semoga kepemimpinan Indonesia tak lama menjadi kenyataan. Menjadi kekuatan ke-5 dunia. Seperti mimpi kita bersama. Semoga!