MENU
OPINI  

Mentari Hidup oleh Insan Imani Salsabila

Photo by : Pixabay.com

Pejuangmuda.comTerpuruk Dengan Masa Lalu Bukan Solusi, Meski Berat, Hidup Harus Terus Berjalan. Bukankah Dibalik Rencana-Nya Selalu Ada Hadiah Indah?

Tak terasa sudah seperlima abad Putri diberi kesempatan untuk menikmati keindahan bumi, “Tuhan memang baik, sangat baik,” katanya, Tapi baik-Nya belum bisa ia maknai untuk sekedar ia balas, pun dengan menjadi Hamba yang taat. Ia masih di sini, di bumi yang ia dan kau pijaki, pun hati seolah ikut tertambat pada keindahan yang fana ini, tak jarang tersadar lalu berusaha bangkit, tapi jiwa terlalu lemah untuk sekedar menggenggam sebuah kata “istiqomah”.

Bahkan, latar belakang “anak asrama” bukan sebuah label yang pantas ia banggakan dengan jiwa yang masih terjerat pada kesenangan belaka, jiwa yang kerap lalai, namun lisan terus meminta tentang banyak hal yang berbau fana pada-Nya.

Ketika lamunan membawa jiwa melayang, kala itu, kerap kali ia menyalahkan keadaan dengan kelamnya masa yang telah lalu, masa yang membuatnya kehilangan beberapa sosok penting dalam hidup. Masa dimana Tuhan seolah berkata padanya “kamu kuat wahai hamba-Ku!”. Masa dimana ia harus tetap menegakan raga meski jiwa meberontak, menepis gundah kala gemuruh. Memilih tetap jalani hidup, meski luka masih membekas.

Kini, ia tumbuh sebagai seorang gadis yang ‘seolah’ tak membutuhkan sosok yang telah perlahan tak ia rasakan peranannya dalam hidup. Sosok yang begitu menyayanginya, yang kerap memberikan pelukan hangat dan semangat kala dulu, ia bahkan tak perduli seberapa buruk kata orang, baginya sosok itu tetap sosok yang setiap anak butuhkan.

Pelukan dan semangat dari seorang ayah bagi anak memang memiliki energi positif tersendiri, jika membaca di artikel tentang psikologi anak, kita akan semakin mengerti tentang hal ini, meski sosok ibu ada, setiap anak terlebih anak perempuan tetap sangat membutuh sosok ayah, tak jarang para gadis ‘menjual diri’ dikarenakan konflik semacam ini, bagi seorang anak yang kehilangan sosok penting, bisa saja mencari figur ini dari sosok lain dengan mengorbankan diri.

Tapi tidak untuk Putri, meski sosok yang sangat melekat dimemori masa kecilnya seolah tak bisa ia dekap setiap waktu seperti dulu, brokenhome memang berat, tapi menjual harga diri dengan mengemis perhatian dari laki-laki diluar sana terlalu rendah baginya.

Waktu terus berputar, membawa jiwanya pada pemikiran yang lebih jernih dan seolah belajar menguatkan diri : “Ini hanya tentang kehidupan dunia, Kecewa tentu ada. Tapi hidup harus terus berjalan, mau menyalahkan siapa? Tuhan? Jikapun ini tidak terjadi padaku bisa jadi hidupku lebih buruk dari ini bukan? siapa yang bisa menjamin? Apapun yang hari ini Tuhan beri untukku adalah bagianku, karena Tuhan selalu tahu, apa yang terbaik teruntuk hamba-Nya.”

Baginya, ia tetap beruntung, ia masih memiliki ibu yang begitu tulus menemani setiap langkahnya, memberi dukungan atas setiap keputusan yang ia pilih. Meski tak jarang ada ‘bentrok’ diantara keduannya, tapi selalu ada kalimat “aku bangga pada ibu dan aku sangat menyayangi ibu, aku sadar serkarang ibu tak bersama ayahku, wajar jika beberapa sikap kerap aku dapati, dan maaf jika jiwaku pun belum banyak menerima perubahan hingga ibu kerap menjadi korban egoku”, hanya sekedar gumaman putri, yang bahkan tak bisa terutara.

“Harus terus berjalan maju” adalah salah satu prinsip hidup yang kini ia genggam, baginya terpuruk dengan masa lalu bukan solusi terbaik melewati sisa usia yang Tuhan beri, ditambah lagi seusai Putri mendengar penyampaian salah satu hadist Rasulullahu Shallahu’alaihi wassalam dari salah seorang ustadznya tatkala KBM berjalan dikelas, bahwasanya Rasulullahu Shallahu’alaihi wassalam bersabda;

 عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له
“Alangkah mengagumkan urusan orang yang beriman, karena semua urusannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”.

“Bersabar ketika diuji, bersyukur ketika diberi nikamat.”
Mengagumkan sekali bukan? Ya, memang Tuhan itu luar biasa, terkadang ‘masalah’ adalah salah satu kode dari-Nya ketika rindu pada hamba-Nya, rindu mendengar curhatan hamba-Nya, rindu tangisan sejadi-jadi dari hamba-Nya, dan rindu pengakuan, bahwa hamba-Nya bukan siapa-siapa tanpa Dia, lalu seketika Dia memberikan pelukan hangat teruntuk hamba-Nya, lalu tersenyum dan seolah berbisik “kamu kuat, ini hanya tentang dunia”.

Jadi, apapun yang telah dan akan kita alami kedepannya adalah rencana Tuhan, dan itu pasti yang terbaik, teruslah berdoa dan berbenah.

*****

Penulis : Insan Imani Salsabila asal Lombok Timur, sedang menempuh pendidikan di  Ma’had Aly Al-Furqon Magelang, Jawa Tengah. Pernah menjabat sebagai Bagian Bahasa di Himpunan Mahasiswi Ma’had Aly Al-Furqon Magelang. Suka mengikuti kompetisi dari SD, mulai dari Cerdas Cermat tingkat SD se-Desa dan lulus seleksi tingkat Kabupaten, Lomba Olimpiade Mipa tingkat SD, Olimpiade Mipa tingkat MTs Se-lotim dan Se-NTB, Lomba Palang Merah Remaja Se-Lotim, Debat Bahasa Indonesia tingkat SMA dll.